Deskripsi: International Phonetic Alphabet (IPA)
International Phonetic Alphabet (IPA) adalah sistem notasi fonetik yang dikembangkan oleh International Phonetic Association untuk merepresentasikan bunyi-bunyi ujaran dari semua bahasa yang ada di dunia secara tepat dan konsisten. IPA menggunakan simbol-simbol khusus yang sebagian besar berasal dari alfabet Latin dan Yunani, dengan beberapa modifikasi.
Sistem ini dirancang agar setiap simbol fonetik merepresentasikan satu bunyi ujaran (fonem atau alofon), sehingga dapat menghilangkan ambiguitas yang sering muncul dalam ejaan konvensional suatu bahasa.
Fungsi Utama IPA:
-
Mewakili bunyi-bunyi tutur secara akurat dan universal.
-
Membantu dalam pembelajaran dan pengajaran pelafalan bahasa.
-
Digunakan dalam linguistik, fonetik, leksikografi, dan terapi wicara.
Komponen IPA:
-
Konsonan:
Dikelompokkan berdasarkan tempat dan cara artikulasi (misalnya: [p], [b], [t], [k], [ʃ], [ŋ]). -
Vokal:
Diatur berdasarkan posisi lidah (depan-belakang, tinggi-rendah) dan pembulatan bibir (misalnya: [i], [e], [a], [o], [u]). -
Suprasegmental:
Menandai aspek-aspek prosodi seperti panjang bunyi [ː], tekanan kata [ˈ], intonasi, dan nada. -
Diakritik:
Tanda-tanda tambahan yang menunjukkan variasi dalam artikulasi (seperti nasal, aspirasi, atau geminasi). -
Simbol Nada dan Diakritik Bahasa Tonal:
Digunakan untuk bahasa-bahasa tonal seperti Mandarin, yang makna katanya dipengaruhi oleh nada.
Contoh Penggunaan IPA:
-
Kata “cat” dalam bahasa Inggris di-transkripsi fonetik menjadi [kæt].
-
Kata “bonjour” dalam bahasa Prancis menjadi [bɔ̃ʒuʁ].
Manfaat IPA:
-
Memfasilitasi pengucapan yang akurat dalam pembelajaran bahasa asing.
-
Membantu dokumentasi bahasa yang tidak memiliki sistem tulisan.
-
Penting dalam bidang linguistik, fonetik eksperimental, logopedi, dan teknologi suara (TTS/Speech recognition).
