ABSTRAK
Sejak menjamurnya akses media sosial di awal tahun 2000-an, para peneliti pendidikan telah bergulat dengan dampak media sosial terhadap pertumbuhan literasi anak-anak dan remaja. Remaja yang masuk perguruan tinggi pada tahun 2021 termasuk di antara yang pertama kali merasakan media sosial sebagai fenomena di seluruh dunia—dan menyerapnya tanpa banyak bimbingan orang dewasa. Studi metode campuran dengan penjelasan berurutan ini meneliti berbagai praktik yang terinspirasi dari aplikasi yang digambarkan oleh 20 mahasiswa tahun pertama sebagai “paling penting” bagi pertumbuhan literasi mereka. Dengan menggunakan kerangka teori literasi baru dan mengadopsi sudut pandang yang luas terhadap partisipasi media sosial remaja, studi ini menawarkan representasi holistik dari praktik yang dilaporkan remaja akhir dari awal sekolah menengah pertama hingga sekolah menengah atas. Refleksi siswa tentang praktik aplikasi yang baru mereka lakukan menyoroti kekuatan sosial dan budaya yang memengaruhi pengalaman mereka dalam menggunakan aplikasi antara tahun 2013 dan 2020. Menyoroti kategori utama praktik siswa—termasuk identitas, perlindungan, dan minat—memberikan kerangka kerja yang bermanfaat untuk membangun model pendampingan yang lebih kuat bagi generasi remaja baru yang belajar di ruang yang dimediasi secara algoritmik.